Jumat, 26 Februari 2010

KRB Buru 100 Spesies Langka


BOGOR – Pakar taksa (tumbuhan, red) menetapkan 100 spesies tumbuhan langka. Ke-100 tumbuhan langka itu masuk dalam kelompok tumbuhan terancam punah. Berdasarkan data IUCN, jumlah spesies tumbuhan di Indonesia yang terancam punah sebanyak 386 spesies. Dari jumlah itu, KRB baru mengoleksi 68 jenis.

Tumbuhan yang mendesak dikonservasi yakni kelompok anggrek sebanyak 44 jenis, paku delapan jenis, paku delapan jenis, semar 34 jenis. Selebihnya jenis tumbuhan palem dan timber. “Pakar taksa menilai 191 jenis tumbuhan terancam punah. Dari jumlah itu, pakar menetapkan 100 jenis tanaman yang mendesak untuk dikonservasi,” ujar Kepala PKT KRB-LIPI, Mustaid Siregar kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut dia, KRB-LIPI memburu 100 jenis tanaman langka tersebut. Tanaman itu dikoleksi di kebun raya di seluruh Indonesia. Namun, diprioritaskan kebun raya yang terdapat di daerah. Mustaid menjelaskan, saat ini, kebun raya di Indonesia telah bertambah menjadi 20 titik, termasuk KRB. Mustaid mengatakan, KRB telah mengoleksi 34.428 Jenis.

Sedangkan di Indonesia menempati peringkat keempat tumbuhan terbanyak yang terancam kepunahan. Dengan kondisi seperti itu, konservasi menjadi salah satu agenda utama dalam pengelolaan sumber daya hayati,” tambahnya. Mustaid menuturkan, konservasi KRB menetapkan tiga program utama sebagai landasan untuk mewujudkan visi dan misi lembaga, yakni peningkatan mutu konservasi dan penelitian serta penetapan spesies prioritas.

Kita berharap, konversi keanekaragaman hayati dan ekosistem di Indonesia dapat berjalan lancar,” ujar Mustaid seraya menambahkan pihaknya telah mempersiapkan memburu spesies langka tersebut.

Flora Pegunungan Jawa Makin Langka

Jakarta (ANTARA News) - Banyak jenis flora pegunungan asli Jawa yang endemik (tidak ditemukan di tempat lain di seluruh dunia) semakin langka dan sulit ditemukan lagi saat ini.

"Contohnya rhodondendron loerzingii yang endemik di gunung Sumbing, Merbabu dan Tlerep sudah sulit ditemukan saat ini," kata Pakar Taksonomi Tumbuhan LIPI, Prof Elizabeth Widjaja PhD dalam peluncuran Buku "Flora Pegunungan Jawa", buku Cornelis van Steenis yang diterjemahkan Jenny Kartawinata di Jakarta, Kamis.

Dalam buku Pakar Botani asal Belanda yang terbit tahun 1972 itu tercatat 68 spesies hanya ditemukan di satu gunung saja dari banyak pegunungan api di Pulau Jawa.

Dari inventarisasi 68 spesies flora Jawa endemik van Steenis itu, 39 di antaranya ditemukan di pegunungan Jawa Barat, lima di Jawa Tengah dan 24 di Jawa Timur, di mana 21 spesies di antaranya merupakan spesies anggrek.

Steenis sendiri, ujar Elizabeth, mengakui banyaknya spesies yang dikumpulkan dari daerah rendah tropik dalam abad ke-19 tidak dapat dijumpai lagi di manapun selain di herbarium.

Dalam buku yang disusun pada masa kolonial itu, Steenis sejak dulu telah menekankan perlunya konservasi tumbuhan untuk mencegahnya dari kepunahan, katanya.

Disebutkan pula oleh Elizabeth, peningkatan budidaya secara genetik memerlukan penyilangan dengan kerabat liar dari spesies-spesies yang sudah dibudidayakan.

"Jadi jika kerabat liar itu sudah punah, kesempatan dalam peningkatan seperti ketahanan terhadap penyakit atau kualitas yang lebih baik dari suatu tumbuhan, juga lenyap untuk selamanya," katanya.

Steenis mengelompokkan tumbuhan pegunungan Jawa menurut kepekaan dan toleransi ekologi menjadi tiga, yakni megaterm, di mana tumbuhan hanya mampu berkembang di daerah panas di zona khatulistiwa sehingga hanya tumbuh di di tempat dengan elevasi (ketinggian) rendah.

Kedua, kelompok ekologi mesoterm di mana tumbuhan hanya tumbuh di daerah beriklim sejuk yang terpusat pada daerah lintang tengah sehingga di daerah tropik tumbuhan hadir pada elevasi pegunungan.

Ketiga, kelompok ekologi mikroterm yang tumbuh paling baik di daerah berlintang tinggi sehingga di daerah tropik kehadirannya terbatas pada tempat berelevasi tinggi dengan iklim dingin.
Tanaman Menari
Desmodium Gyrans

Darwin menamai tumbuhan ini sebagai Hedysarum, atau para ahli botani menyebutnya Desmodium Gyrans, atau lebih modern lagi Codariocalyx Motorius. Nama yang biasa dikenal adalah Rumput Menari (Dancing Grass) atau Tanaman Semaphore (Semaphore Plant), karena gerakan daunnya, yang mirip dengan gerakan tangan pengirim sinyal semaphore. Tanaman ini gampang skeali tumbuh, hanya butuh matahari dan air saja tanpa perlu pupuk yang rumit.
Tanaman Bola Baseball
Euphorbia Obesa


Tanaman ini adalah tanaman endemik di daerah Great Karoo, Afrika Selatan. Karena bentuknya yang lucu, banyak penggemar tanaman akhirnya mengambil tanaman ini dan mengkoleksinya, sehingga populasinya rusak berat. Akhirnya tanaman ini dilindungi oleh pemerintah Afika Selatan.
Tanaman Karnivora
Dionaea Muscipula


Tanaman satu ini adalah tanaman karnivora paling terkenal, karena aktivitas dan efisiensinya dalam memerangkap mangsa. Pasangan "Daun" yang menjadi ciri khas tanaman ini adalah perangkap yang memiliki rambut yang ultra sensitif, yang dapat merasakan adanya hewan atau serangga kecil yang datang. Begitu rambut di daun ini tersentuh, maka daun akan menutup dan memerangkap hewan apapun yang mendekatinya.

Jumat, 19 Februari 2010

Edelweis Anaphalis Javanica adalah tumbuhan gunung yang terkenal, tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang sebesar kaki manusia, tetapi tumbuhan yang cantik ini sekarang sangat langka.

Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan dan lebah terlihat mengunjunginya

Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik Myophonus glaucinus. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Gunung Gede-Pangrango. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat dihadapi.

Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.

Spoiler for edelweis: